Sabtu, 27 Desember 2008

religi

Jangan di baca yah ( Tulisana aneh )
Memahami logika diantara yang menjelma menjadikan ucapan terbata-bata, membuktikan sesuatu yang di yakini sepertinya butuh kalimat yang bisa di pahami oleh orang yang kita ajak bicara, lantas apa yang kemudian menjadi milik kita dalam kehidupan ini.? Kemudian batasan apa yang harusnya jelas akan peruntuknnya.
Hanya bagian bagian ruangan kecil yang tersedia. Sepertinya memang tidak ada rumah dalam sebuah rumah. Yang ada hanya kamar, dan ruangan-ruangan yang akan melengkapi keberadaan sebuah rumah sebagai identitas yang nyata adanya.
Konsep, yang kemudian akan menjadi sebuah pembatas dalam kehidupan, penjelasan dan sebuah keterangan akan sesuatu hal yang menjadikan sebuah objek akan berbeda. Dalam istilah wujud, bentuk dan perbentukan yang saling berkaitan satu sama lain, setiap wujud akan membutuhkan bentuk dalam artian wujud merupanan salah satu bagian dari bentuk. setiap bentuk agar bisa di lihat, diraba dan dirasakan akan memerlukan sebuah perbentukan. Dalam kenyataannya memang setiap bentuk tidak selamnya akan membuat perbentukan yang riil, sebab masih ada sebuah perbentukan dalam bentuk kesifatan yang tak pernah bisa diperbentukan.
Untuk memahami apa yang dijelaskan sebelumnya pastinya kita akan membutuhkan sebuah contoh yang semoga saja bisa kita pahami akan yang menjadi sebuah pembeda dari istilah wujud, bentuk dan perbentukan. Misalkan saja manusia sudah barang tentu bila setiap pastinya mengerti klo perbentukan manusia itu seperti apa dan bagai mana, hal ini pastinya sudah jelas karena perbentukan yang bisa di lihat dan di raba akan menganggap inilah realitas manusia. Akan tetapi siapa yang pernah tahu akan wujud manusia yang sebenarnya..? yang ada dalam sebuah penjelasan keilmuan hanya sampai pada bentuk dan perbentukannya saja saya kira..(semoga salah ngira, he he he)
Disini jelas di dalam bentuk yang namanya manusia memiliki ciri punya tangan, telinga hidung kaki tubuh, mata dan lain sebagainya, tanpa melihatpun orang sudah punya gambaran tentang bentuk dari manusia, dalam artian sebuah bentuk bisa saja dijelaskan oleh bahasa tanpa kita melihatnya. Lantas bukankah binatang binatang yang lainpun ada yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan manusia, seperti halnya kera atopun gorilla. Bentuk inilah kemudian dijelaskan oleh sebuah perbentukan yang kemudian menjadikan sebuah pembeda antar ciri yang sama. Dari penyatuan antara bentuk dan perbentukan inilah yang kemudian dinyatakan bahwa inilah manusia, sementara disisi yang lain ada istilah wujud yang jarang kita jamah, bahkan jarang sekali kita bisa menembus kepada ruangan tersebut untuk mengetahui wujud manusia yang sebenarnya dan identitas manusia yang seperti ini sebenarnya tidakah cukup untuk menjelasnkan bahwa manusia itu seperti ini atau seperti itu, mungkin kita butu bahasa yang lain sebagai sebuah istilah untuk merujuk kepada objek wujud manusia yang sebenarnya, dan mungkin juga di sana kita sudah tidak lagi memerlukan kata untuk menjelaskan sebuah objek sebenarnya, cukup merasakannya sajalah.
Secara penyatuan jelasnya ketiga unsur tersebut ada di dalam diri ini. Tidak terpisah tapi satu dan jelasnya yang satu itu bukan berarti tidak bisa di pisah (jadi pisahin aja dulu biar kite tahu). Secara sadar ataupun tidak jika kita bisa tau akan wujud manusia, maka keren juga kali yah. He he he….

makanan

Tersesat akan rasa lapar
Lapar yang kemudian banyak menjebak pikiranku, ia bayak membawaku kedalam alam yang harusnya sudah lama bisa aku atasi, akan tetapi sampe saat ini nyatanya belum juga aku bisa lewati. Ia hinggap dalam tubuh ini kemudian melebur menjadi kesatuan yang sukar untuk dipisahkan. Sebuah cara yang belum bias aku dapatkan untuk mengatasi hal ini, karena logikanya kita nggak akan merasakan rasa lapar bila mana rasa tersebut tidak sempat kita pikirkan. Tidak ada yang bisa dihilangkan bila semuanya sudah ada yang menyediakan, sebagai sebuah solusi pastinya kita bisa mengalihkan kedalam keadaan yang lainnya.
Dampak dari rasa lapar pastinya jelas akan bisa kita buktikan dan kita rasakan, secara medis pastinya akan menghubungkan pada pertumbuhan tubuh, kedalam kurangnya gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, dan kebanyakan yah kena penyakit maag. Di dalam hal yang lainnya rasa lapar akan membawa kita akan buntunya sebuah logika, ia tidak bisa membawa kita pada sebuah pikiran yang jernih dan dianggap normal bahkan oleh diri kita. Dalam keadaan lapar,mata ini seperti buta karena kita akan menghiraukan secantik apapun orang yang melintas di hadapan kita, walaupun perempuan cantik tersebut baru keluar dari salon perawatan kecantikan. Lanjutnya dampak dari rasa lapar akan membutakan perasaan yang ada di dalam hati kita, ia tak akan mampu mengajak kita akan kedalam keadaan sekeliling kita klo masih banyak keindahan yang yang harusnya bisa kita nikmati.
Sebagai salah satu hal yang ditakutkan oleh sebagian besar manusia maka langkah langkah untuk mengatasinya dengan berbagai cara sesuai dengan keadaan individu di lingkungan ia tinggal. Di lapisan manapun yang ada di masyarakat bahkan di kelas manapun, di berbagai belahan dunia manapun berbagai cara dilakukan untuk mengantisipasi akan perasaan lapar tersebut.
Bekerja siang malam, bahkan dengan cara yang baik yang sesuai normatip maupun cara cara yang buruk yang bisa menghasilkn konsekwensi penjara seperti menodong, merampok, menipu dan lain sebagainya masih juga banyak yang melakuknnya. Kesemuanya tersebut adalah sebuah prilaku dalam mengatasi rasa lapar yang berada di dalam tubuh ini.
Sebagai sebuah konsep yang adanya dalam sebuah rasa, maka didalam kenyataannya rasa lapar kemudian masuk kedalam berbagai sendi yang ada dalam tubuh ini. Sepertihalnya yang terjadi pada mata yang fungsinya sebagai alat penglihat, kemudian memunculkan istilah lapar mata. Juga yang terjadi pada otak, sama halnya yang terjadi dalam pikiran atau yang terjadi pada nafsu yang ada dalam diri. Seperti tidak pernah merasa cukup akan apa yang sudah ada, akan apa yang sudah di dapat yang harusnya kita sendiri tinggal menikmatinya. Lantas apakah kita tak pernah merasa cukup dan selalu mencari orientasi untuk mendapatkan yang lebih, lantas apakah memang yang lebih itu ada? Dan apakah emang yang lebih itu akan diraskan cukup baik sementara di dalam kehidupan kita hanya membutuhkan hal yang pas, yang akan membereskan masalah masalah ini.
Dan bagaimanakah cara anda menyikapi akan rasa lapar ini? Halah…mikirin rasa lapar aja sampe segininya….heh….udah lah mendingan makan aja dulu lah, pusiang aku.

Rabu, 24 Desember 2008

lainnya

Hanya kata maaf untukmu
Bu aku tak pernah tau apa yang mesti ku ucapkan di tanggal 22 des ini, sepertinya belum juga satupun yang bisa aku berikan untuk meyakinkanmu akan keberadaan aku. Hal hal yang sudah kau berikan selalu kuanggap sebagai sebuah kewajiban tanpa pernah berpikir klo disana ada ketulusan saat kau memberikannya. Aku tak pernah membuatmu merasakan bahagia semata hanya karena aku sendiripun tak pernah tau akan kebahagian yang kau inginkan dari kelakuanku. Hanya alasan dengan segala pembenaran kujadikan sebagai salah satu jalan untuk menghindar.
Satu hari itu janjiku, di saat aku sudah menemukan kebahagiaan pastinya akan aku berikan kebahagiaan itu. Semoga saja dan saat ini aku hanya butuh restumu untuk menyaksikan kejadian kejadian yang terjadi di jalan hidupku. Jalan hidupku tak pernah aku jadikan pembenaran saat aku mencoba mencari taunya. Aku hanya ingin mengenali diriku dan memahami jalan hidup yang aku jalani ini. Dan itu pikirku adalah hak yang aku miliki, entah apa jadinya dan entah bagaimana menjalankannya.
Aku sadar klo tak pernah ada yang bisa menggantikan keberadaanmu, ajaran darimu adalah apa yang kamu lakukan yang berjuang demi anakmu, itu yang aku dapatkan dari ketegaran hatimu dalam menjalankannya. Saat aku sakit pastinya kau yang merasakannya, sementara aku tak pernah bisa merasakan bagaimana gejolak perasaanmu saat kau bersusah payah menganggkat anak anakmu dengan satu harapan agar mereka dapat menjadi.
Terlalu sombong bila aku melihat keberadaanku saat ini. Hal itu tak akan pernah aku pungkiri akan kesombongan ini, walau aku belum menjadi hal kesombongan dalam tubuh ini jelas bisa terlihat. Aku pernah mencoba saat saat aku merasakan kebahagiaan datang menyapa hariku dan pada saat itu kebahagiaan aku berikan semuanya bagi orang yang membutuhkannya sampai sampai aku sendiri lupa klo aku masih membutuhkan kebahagiaan yang sudah aku berikan tersebut.
Dari kejadian itulah kemudian pikirku klo musti ada yang disisakan ato digantikan sebuah suasana rasa bahagia itu agar aku bisa tetap menikmati akan nikmatnya perasaan tersebut.

religi

Sebuah kenangan di tanggal kelahiranku
Bersembunyi sajalah, tapi ingat jangan bawa bawa yang lain biar gak ketauan. Karena terkadang sebuah masalah itu selalu membuntuti, jadi ada baiknya tinggalkan saja perasaan bersalahmu dengan menyimpan dirimu agar kau bisa melenggang pergi, atau jika kau tak sanggup meninggalkannya maka simpan saja hati dan segala pikiranmu agar kau bisa tau jelas akan permasalahan yang di hadapi.
Baik buruknya pada akhirnya harus kita jalankan, karena Ia bukan sebuah pilihan yang berada di hadapan dengan posisi sejajar hingga akhirnya kita menganggap bisa memilihnya. Pastinya ia berada dalam posisi yang berkesinambungan dan akan terus berkesinambungan. Konsekwensinya saat kita bisa ngelewati kesedihan maka kebahagiaan jelas yang dirasakan dan begitu juga sebaliknya saat kita bisa ngelewati kebahagiian jelaslah sudah klo hal tidak menyenangkan sedang kita rasakan.
Mungkin terlalu banyak yang musti kita kenali hal hal yang ada dalam diri, sehingga kadang kita lupa bagaimana memposisikan diri kita dan merasakan serta menerima sebuah kejadian yang menimpa kita. Perasaan sabar tidaklah cukup sebelum kita bisa memahami dan memosisikan masalah pada sebuah tempat yang ada dalam hati kita. Entah di dalam otak, dalam pikiran ato di dalam hati sebagai sebuah terminal pertemuan yang akan berikan perasaan berdebar.
He he…aneh..! emang sebenernya apa sih masalahnya…? Kok sampe segitunya yah mikir dan ngejelasina. Yah kadang seperti itulah aku, seolah aku nggak tau dengan siapa aku bicara. Sampe sampe musti repot ngejawab seperti itu, padahal masalahnya aja nggak tau. Sok tau…itu salah satu sikapku sepeti itu jelasnya dan entah ini sebuah pengakuan ato sebuah keresahan saat pikiran tak bisa lagi menampung segala bahan materi yang dirasakan oleh hati.
Lantas apa yang sebenarnya yang harus aku tuliskan, agar aku bisa ngeisahkan sebuah perasaan yang sudah jelas aku rasakan. Apakah tentang diri, tentang apa yang terjadi, tentang apa yang musti di cari, tentang apa yang musti di pahami ato tentang apa…? Sebuah hal yang belum juga aku bisa jelaskan dan aku mengerti.
Pastinya bukan dengan sebuah keraguan aku menuliskan ini, hanya keyakinanku pada sebuah jemari yang terus menari tak henti menekan huruf-huruf dan merangkainya hingga menjadi satu kalimat yang bisa di baca ( semoga aja bisa di mengerti ) keyakinan ini juga ibaratnya seprti seorang ibu yang tak pernah ragu untuk melahirkanku dan mengasuhku. Sebagai sebuah kejadian yang bisa aku pahami tapi hal itu aku yakini walau aku nggak merasakan keyakian yang di alami oleh ibuku.
Ingatanku akan cerita masa bayiku sudah jelas dapat di mengerti oleh pikiranku, saat mata, telinga dan semua jenis indra belum berfungsi, tapi ibuku sudah tau apa yang aku inginkan pada saat itu, air susu sebagai jawaban akan keburuhan dari rasa laparku, hanya dengan tangisanku tak lama ia datang dan mendiamkanku hingga kembali aku terlelap memejamkan mata. Hanya itu dan itu awal kehadiranku, tanpa malu tanpa ragu semuanya seperti sudah menjadi kehendaknya. Cuman tinggal menjalankan, lantas apa sih susahnya ?
Semua sudah terberi, semua sudah hadir dalam kehidupan, semua sudah membawa bekal rezeki, jalan hidup yang sudah di aturnya. Lantas apa lagi ? cuman cukup menjalankan tanpa modal sedikitpun untuk menyaksikan segala kejadian kejadian yang bisa kita rasakan dalam diri. Apakah kita masih akan mencari sesuatu hal yang belum pernah kita kenali? Ato mencari sesuatuhal yang hanya bisa kita temui dengan merasakannya ? sayangnya kita tak pernah tau dan tidak pernah berjalan di negeri kematian sebagai sebuah negeri yang dirasakan aneh ( aneh karena kita tak mengenalnya ) lantas saat kita berada di sana apakah kita akan sadar tanpa melewatinya. Hanya bekal keyakinan saat semuanya sudah terlewati baru akan kita pahami akan apa yang sudah terjadi.
Yah…negeri kematian, negeri kematian. tanpa bisa mengungkapkan dengan bahasa tapi bisa merasakan dengan sebuah kejadian yang akan di alami. Menjalaninya dan menikmati alam sekitarnya tanpa bisa memperbincangkan tak bisa memperdebatkan. Disanalah jalan keabadian dari sebuah jalan ketiadaan, disanalah sebuah jalan perenungan tanpa bisa membenearkan dan menyalahkan kehidupan.
Awalnya aku bertanya tentang asalku, karena bila diri ini sebenarnya terpisah antara jiwa dan raga, sebagai salah satu bukti yang bisa kita pahami saat kita menyaksikan sebuah peristiwa tentang kematian. maka asal raga jelas keluar dari rahim ibu terus nenek sampe seterusnya hingga sapai pada sebuah kisah tentang penciptaan manusia pertama yakni adam dan hawa yang dalam kisahnya hawa berasal dari tulang rusuk adam dan adam diciptakan dari bahan empat unsur materi tanah,air, api dan udara. Sementara saat aku bertanya tentang asal jiwaku dimana dia bersembunyinya sebelum aku berada dalam rahim ibuku..?
seperti itulah sebuah pertanyan pasti akan membutuhkan sebuah jawaban yang bisa meyakinkan diri kita bahwa itulah adanya. Dari rasa sir ( sebuah rasa yang menginginkan seseorang untuk saling mendekat dan mendekap hingga gairah yang mengalir dalam darah bisa tercurah ) disanalah salah satu asal aku sebelumnya, di sebuah ruang keinginan tanpa berpikir untuk merencanakan sebuah hasil. Di sebuah ruangan yang tak tau merasakannya musti bagai mana dan musti pakai rasa yang mana yang ada di dalam diri kita. Tak ada kemampuan dalam diri ini untuk menjelaskan semuanya hingga tak ada lagi pertanyaan pertanyaan yang akan membingungkan.
Hanya bisa di pikirkan dan di renungkan sebuah kejadian yang telah di lewati
Tak akan pernah bisa ingkari, sebuah kejujuran yang mendorong bibir ini untuk berkata
Sementara tanganku yang tak jemu untuk menuliskan kata kata yang bisa di baca
Semua sudah menjelma
Dan itu baik adanya.
Tangan ini yang menuliskan. ketidak tahun miliku semoga saja hal ini bukan sebuah kebenaran, sebeb sejatinya aku nggak pernah tahu.

religi

Saat gossip bisa disaksikan adanya
Ada hal hal yang tak akan pernah bias di mengerti dalam sebuah perjalanan keseharian. Kejadian demi kejadian sejujurnya tak pernah dibayangkan. Hal menyaksikan dan merasakan itulah intinya sebagai seorang manusia yang sudah diciptakan. pertemuan yang tak direncanakan menjadikan suasana hati tak bisa di mengerti karena di dalam kebahagiaan itulah ketiadaan menjelma nyata, kemudian sangat banyak yang diexspresikan dalam sebuah tertawaan, itulah salah satu hakekat kebahagiaan.
Sebuah kisah, dongeng, riwayat ato apalah bentuknya sangat kencang mengikat pikira kita. Sepertinya kita hidup dengan sebuah bekal kisah (harapan, impian) yang kita dapatkan untuk menempuh perjalanan pada sebuah titik yakni keberhasilan. Tidak sedikit kisah kisah yang menjadikan inspirasi bagi seseorang. Banyak yang “sukses” dan tidak sedikit yang terpeleset jatuh dan terpental dari kehidupan. Lantas realistis seperti inikah yang di bicarakan oleh orang orang dalam memaknai sebuah perjalanan dalam hidup.
Aku seperti termakan oleh sebuah kisah kisah kehidupan yang menina bobokan aku dan secara tidak langsung aku di paksa untuk membenarkan dan memberikan sebuah pernyataan akan keberanaran kisah tersebut. Padahal menyaksikannya saja tidak pernah lantas bagai mana aku harus memberikan sebuah pernyataan dengan dasar keyakinan yang ada dalam diriku. Jelas aneh, dan nggak bisa masuk kedalam pengertianku, seperti itulah awalnya.
Jelasnya inilah salah satu konsekwensi saat kita di besarkan di sebuah kampung, cerita cerita yang aneh dan tidak masuk logika jelas sudah menjadi hal biasa.orang orang di kampungku jelas percaya akan seseorang yang bisa meninggalkan tubuhnya sementara dirinya berada di daerah lain. Kisah lainnya orang orang di kampungku juga percaya dengan adanya prilaku aneh mencari kekayaan dengan menikahi syetan (kisah pesugihan). Bagi aku sendiri hal semacam itu adalah hal yang sangat aneh dan tidak bisa di terima oleh pikiranku.
Di dalam sebuah prosesnya Pikiranku punya pandangan lain setelah aku sendiri menyaksikan sebuah pernyataan dari mulut orang yang menyatakan pernah berhubungan dengan kisah tersebut. Awalnya sepele, dalam sebuah pengajian tentang agama yang diadakan di kampungku dan itu hanya di ikuti oleh beberapa orang saja. Kedatangan seorang tamu baru yang di bawa dan di kenalkan oleh seorang kawan yang biasa mengikuti pengajian. Secara pisik orang tersebut kira kira memiliki usia lebih dari 50 tahun, dan itu taksiranku karena raut wajah yang tak lagi muda.
Kabar dari kawanku orang tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu orang yang punya pemahaman dalam tentang agama, bisa dikatakan orang tersebut di masyarakatnya dianggap sebagai orang yang sakti karena ucapannya selalu bisa dibuktikan dan terjadi saat ia berkata kata tidak baik karena di latar belakangi rasa terbawa emosinya. Selain itu juga kawanku bercerita juga pada saat menjalankan dunia spiritualnya (karena tidak terkontrolnya kemudian ia menjadi gila) dan pada saat ia gila, ia bisa menyatakan klo perasaanya itu tidak gila, ia rajin kemesjid tidak ada henti hentinya. Akan tetapi secara nyata yang di lihat oleh masyarakat selama lebih kurang tiga tahun ia jadi orang gila yang suka nongkrong di persimpangan jalan di kampungnya. Bahkan ia juga menyatakan klo pada saat itu ia juga pernah menolong gurunya yang sempat terjatuh waktu menjalani haji. Bagi aku kisah tersebut jelas nggak bisa di mengerti oleh logika, karena bila di bahas dengan dasar keimanan dan di landasi oleh keyakinan dalam diri, hal tersebut tidaklah sulit bagi sang pencipta untuk mengirimkan bantuan kepada gurunya yang terjatuh pada saat menjalani ritual haji dengan wujud persis seperti dia, yang membuat aneh pikiran saya kok orang yang di masyarakatnya sedang tidak waras tapi dia mampu menyatakan hal yang seperti itu.
Dalam kisah yang lain, yang terjadi pada seorang anak muda. Bila di kira kira mungkin saja usianya nggak terpaut jauh dengan aku. Hanya saja yang membedakannya dia sudah memiliki keluarga sementara aku kekasih aja belom punya he he he…. Di suatu waktu di penghujung bulan ramadhan menjelang hari raya, di tengah tengah asik nya percakapanku dengan kawan yang biasa shering dalam hal hal keagamaan kedatangan dua orang pemuda memutus percakapan kami. Sesaat ia datang dan tanpa panyjang lebar ia bercerita tentang kesusahan yang dialami serta mengeluarkan keluh-kesah yang sudah dialaminya.
Awalnya aku tak memahami perbincangannya, namun lama kelamaan akhirnya aku tau juga akan apa yang sudah ia perbuat setelah ia berani menyatakan klo baru beberapa bulan kemaren ia menikah lagi tapi bukan dengan manusia melainkan dengan mahluk halus, ia kemudian menunjukan surat perjanjian pernikahannya dan dengan segala konsekwensinya. setelah mendengar pernyataan itu tanpa ku sadari langsung aku terperanjat dengan degup jantung yang sudah tidak lagi beraturan. Ia sendiri merasa aneh karena awalnya kertas tersebut tidak memiliki tulisan tapi setelah pernikahanya beres kertas itu ada tulisannya dan bisa di baca oleh mata.
Aku menyaksikan pengakuannya dan tidak bisa berpikir apa apa hanya terdiam melihat dirinya. Percakapan diapun dilanjutkan membicarakan akan rasa penyesalannya karena dia menganggap sudah lancang berani untuk melakukan hal yang di dalam agamanya di larang, bahkan terkutuklah orang orang yang melakukan hal tersebut. Halah…. capek juga yah nulis.
Yah sepertinya itulah sebuh kisah yang bisa dinyatakan kebenaranya saat aku sendiri menyaksikan sebuah pengakuan. Dahulu kisah kisah terebut aku mendengarnya denganlewat cerita orang dengan menggunakan istilah katanya, sementara saat itu aku bisa menyaksikannya langsung klo cerita cerita tersebut ternyata memang ada dan nyata. Huh….ngopi aj dulu ah…capek

religi

antara aku
Waktu yang akan memastikan sebuah kejadian, bila setiap orang memiliki kebenaran maka apakah kebenaran yang di miliki seseorang akan dibenarkan juga oleh orang lain. Sementara mutlaknya kebenaran tidak akan melihat orang yang akan memberakan, ia akan tetap menjadi sebuah kebenaran walau tanpa ada yang membenarkan.
Memahami dan mengisi ruang ruang kosong yang ada dalam diri, ibarat bahasa yang tak memerlukan kata. Ia ada saat ucapan tak bisa menjelaskan dan menemukan kata yang pas untuk digunakan, yah itulah salah satunya bahasa kejadian yang hanya bisa dirasakan dan di saksikan. Setiap kata yang beda pada akhirnya akan membawaa kita pada sebuah tempat yang berbeda juga. Lantas kata yang seperti apakah yang bisa dijadikan sebagai sebuah ciri akan keberadaan manusia ? bukankah semua dalam realitasnya manusia memiliki beragam bahasa yang berbeda dan dapat membedakan identitasnya ? tidak ada kemustahilan bagi pikiran untuk memahami hal seperti ini, dengan sebuah logika pastinya tidaklah mungkin jika bentuk dan wujud manusia seperti yang kita lihat memiliki ciri yang sama akan memiliki kata yang beda.
Pernah suatu waktu dalam perbincangan saya dengan seorang kawan di teras koskosan memikirkan tentang satu kata yang memiliki arti sama dengan kata yang sama di bumi ini. Dan samai saat ini akhirnya belum juga aku menemukan jawaban tersebut. Samai sampai aku tak lagi memikirkan akan pertanyaan yang terjadi dalam perbincangan tersebut, maklum sajalah bila saya tak lagi mengingat pertanyaan tersebut karena hal itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu.
Dalam sebuah keimpulan awal, nyatanya aku tak menemukan jawaban akan tetapi hanya menemukan kata-kata dalam bentuk kesipatan untuk mengungkapkan sesuatu hal yang kemudian terexspresikan dengan tak lebih dari tiga huruf saja. Misalkan saja kata oh, uh, em dan yang lainnya. Sebagai huruf vocal kata tersebut ternyata bisa dikategorikan sebagai salah satu ungkapan yang menyimbolkan kesifatan yang ada dalam diri ini.
He he konyol juga yah, padahal untuk membuktikanya aja belom pernah. Kok bisa bisanya memberikan sebuah jawaban yang belom pernah dibuktikan. Jelasnya bila kita menggunakan sebuah ajaran kegamaan kata kata tersebut sudah sangat jelas digunakan sebagai sebuah ungkapan dari ketiadaan diri dan menganggap hal yang terjadi adalah sesuatu hal yang sangat diwajarkan dan sangat biasa. Dengan sebuah alibi tentunya saat pemahaman tentang agama sudah beres semua, saat tidak ada lagi keanehan akan kejadian lantas kata yang seperti apa yang akan kita gunakan untuk mengisi ruangan tersebut. Jelasnya sudah tidak lagi ada kata yang bisa digunakan( bukan berarti kata kata yang sudah ada tidak lagi berlaku).
Akan selalu kita alami, sesuatu hal yang aneh saat logika tidak lagi mampu menerka maka pikiran akan menjelaskannya sampai kita menegrti dan menganggukan kepala sambil bibir ini tersenyum. Disanalah klo kata orang orang yang sudah memahami arti sebuah perjalanan kehidupan menganggap ketiadaanlah yang dirasakan, seperti halnya saat kita mengerti dan memahami makna tertawa. Kita akan merasakan dan bila mengkategorikan ia nggak masuk kedalam bahagia, senang ato gembiranya hati ini, lantas klo kita pikirkan ada apa sih di dalam ketawa..?

Kamis, 04 Desember 2008

asal kata

tetap semangat...tetap semangat...
cuman itu yang bisa dirasakan sekedar melakukan apa yang sudah diinginkan
agar bisa mempertanggung jawabkan akan apa yang sudah dipinjamkan.
pastinya akan ada tuntutan...saat kita kembali