Selasa, 06 November 2007

lainnya

Kampungku di Saga, Balaraja

Kampung hanyalah sebuah istilah yang diberikan pada setiap kelompok masyarakat yang mendiami suatu wilayah. Biasanya sebuah kampong memiliki batas wilayah teritorial yang memiliki keterkaitan yang erat dengan para penghuninya. Wilayah teritorial kampung adalah satu tingkat di bawah wilayah dimana kita tinggal, kampung bisa berarti desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi bahkan Negara atau bisa jadi sebuah Benua. Hal ini terjadi karena penjelasan akan menunjuk kearah satu wilayah yang lebih kecil. Misalnya saja ada orang Jawa, Jakarta bertemu dengan orang Bali di negera eropa sana. Dengan dialek bahasa Indonesia yang sama serta dengan ciri-ciri tubuh yang sama maka dalam saapaan pertema mereka saat berkenalan berkata, anda dari Indonesia? Bila jawab ya. Maka pertanyaan selanjutnya dari Indosesia mana? Saya dari Jakarta. Dan yang bertanya akan menjawab saya dari bali. Kemudian perbincangan Selanjutnya saat orang bali pernah tinggal di Jakarta atau pernah tahu akan wilayah Jakarta pasti akan bertanya jakartanya di daerah mana? Dan pasti akan merujuk satu tingkat atau dua tingkat di bawahnya, nama wilayah di daerah tersebut, begitu juga seterusnya sampai pada wilayah rumah yang mereka diami sebagai akhir dari sebuah wilayah terkecil dari sebuah istilah kampung.
Setiap kampung memiliki cerita serta sejarahnya sendiri. Asal usul kampung tentunya sudah tak banyak lagi kita ketahui. Semuanya seperti berlalu begitu saja. Pemberian nama kampung di setiap daerah tentunya akan memiliki cara tersendiri. Misalkan saja pemberian nama desa di daerah sunda yang cenderung menggunakan kata awalan Ci- atau ¬ Pa- yang merujuk pada keadaan sebuah kondisi alam yang ada di wilayah tersebut. Pemberian nama tersebut tentunya sudah terjadi sejak lama, hal pemberian nama seperti itu dikarenakan kondisi masyarakat untuk melihat sesuatu tanda yang bisa dijadikan patokan akan keberadaan seseorang. Nama desa saga yang diambil dari nama sebuah pohon saga. Dalam kisahnya awal terbentuknya desa saga yang diberikan nama sesuai dengan pohon tersebut dikarenakan pada saat itu untuk beberapa wilayah yang ada di daerah tersebut tidak ada pohon saga yang tinggi dan besar. Sehingga dilihat dari kejauhanpun pohon tersebut bisa di lihat. Sebagai sebuah pohon yang rindang tentunya akan memiliki kandungan air yang banyak disana juga terdapat sebuah sumur yang di berikan nama sumur salam padahal pohon salam tersebut tidak terlalu besar bila di bandingkan dengan pohon saga tersebut. Sehingga dalam sejarahnya desa saga walau pada musim kemarau tidak pernah kekurangan akan pasokan air.
Sebuah pohon tinggi yang besar tersebut tentunya banyak memberi manpaat untuk masyarakat sekitar, karena dipercaya juga oleh warga jika daun saga bisa mengobati beberapa jenis penyakit yang dialami oleh warganya. Ketenangan dan keamanan desa saga tentunya tersebar ke wilayah wilayah lain. sehingga sering juga dijadikan sebagai sebuah tempat pelarian orang yang sedang mengalami masalah. Dan setelah orang bermasalah tadi dalam beberapa hari tinggal disekitaran pohon saga tersebut mereka kembali ke daerahnya masalah yang di milikinya seorah sudah tidak lagi di permasalahkan. Sehingga kemudian muncul istilah daerah tersebut sebagai daerah “paniisan” (tempat untuk mendinginkan) tentunya hal tersebut hanya sebatas cerita yang beredar di warga masyarakatnya.
Kedekatan antara penamaan sebuah desa dengan alam tentunya sudah terjadi sejak lama, di dalam perkembangannyapun penamaan dari sebuah desa juga berkembang dan berubah sesuai dengan kondisi lingkungan sosial dan lingkungan alam. Nama-nama kampung dalam perkembangannya seperti yang terjadi di Jakarta yang kita anggap sebagai sebuah pusat kota nama kampung rawa belong, ranca ekek atau nama-nama yang lainnya, kemudian dengan adanya pengelompokan yang di lakukan oleh kolonial belanda kita kemudian menganal nama-nama kampung di Jakarta dengan nama kampung bugis, kampung ambon, kampung manggarai dan sebagainya sebagai sebuah perkembangan pembentukan nama kampung yang ada di Jakarta. Banyaknya pemukiman pemukiman baru yang berbentuk sebuah kompek perumahan ataupun dengan bentuk rumah susun penamaan sebuah wilayah kependudukan tersebut tentunya disesuaikan dengan keadaan sekarang yang di sesuaikan dengan selera para pengembang perumahan tersebut.
Nama-nama yang digunakan tentunya akan terasa asing di dengar di telinga. Seperti nama kompek perumahan elit ciputra, cibubur permai atau yang lainnya. Identitas akan penandaan sebuah peradaban disini terlihat dengan adanya penamaan akan sebuah wilayah kependudukan. Pembentukan sebuah wilayah kependudukan yang baru tentunya juga memiliki kesamaan dalam menggunakan sebuah konsep yang sesuai dengan pola pikir orang-orang yang akan membuatnya. Pertimbangan yang matang serta strategisnya sebuah wilayah akan menjadi sebuah penanda akan ramainya sebuah kampong yang akan di buat.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

asli keren, makin lama ente makin matang jadi narator antropogi.

Sukses.
Moko
orang ganteng yang gantung

Unknown mengatakan...

asli keren, makin lama ente makin matang jadi narator antropogi.

Sukses.
Moko
orang ganteng yang gantung

Unknown mengatakan...

makasih ya atas infonya